Banyuasin,Sumsel,mutiarapendidikan.com - Menuntut keterbukaan kepala sekolah (kepsek) terkait dugaan sumbangan hingga penyerahan buku Novel. Dugaan pungli tersebut terkait pengambilan ijazah yang mesti membayar sebesar Rp 150 ribu dan menyerahkan Buku Novel untuk perpustakaan Sekolah.
Terkait laporan dan temuan awak media tersebut untuk di konfirmasi terhadap pihak sekolah SMAN 1 Betung kabupaten Banyuasin provinsi Sumatera Selatan, Kamis (25/07/2024)
Masalah sumbangan pengambilan ijazah, transparansi dana sukarela, mengembalikan maruah Smansa (SMAN 1 Betung) akibat kejadian tersebut yang akan merusak citra SMAN 1 Betung kabupaten Banyuasin, Sumsel
Beberapa alumni (yang tidak mau disebutkan namanya) tanggal 16 Juli 2024 kepada media ini, mengatakan,"pihak sekolah meminta biaya saat pengambilan ijazah sebesar Rp 150 ribu dan menyerahkan buku novel (Random) untuk perpustakaan kepada alumni. Menurutnya, biaya yang dibebankan tersebut semestinya tidak ada dan dibiayai oleh sekolah karena waktu perpisahan beberapa waktu yang lalu ditengah lapangan sekolah, kami diminta Rp. 325 ribu mencakup biaya ambil ijazah, artinya aneh kalau masih mengeluarkan biaya lagi ditambah menyerahkan buku Novel, dengan pembuktian beredarnya beberapa chat digroup siswa," Ketusnya.
Terkait itu, Kepala SMAN 1 Betung Media Harja, S. Pd, M.Pd yang diwakili oleh Wakasek/ Humas sekolah, Apandi mengaku biaya perpisahan tersebut dikelola oleh Komite Sekolah dan juga pernah dipermasalahkan oleh siswa dan wali murid.
Sehingga dia mengaku tidak terlibat terkait pungutan yang disebut sebagai sumbangan tersebut.
"Pihak sekolah sudah melapor ke dinas yang pernah dipermasalahkan atas hal tersebut, tanggal 15 Mei yang lalu kami mendatangi pihak diknas Provinsi untuk diambil keterangan," Ujarnya
Apandi juga menjelaskan, pembayaran pengambilan ijazah tersebut tidak ada, dan kalaupun ada tunjukan siswa atau wali murid serta guru yang menerima," Ucapnya
(Adi)